Ketua DPP Gerakan Spirit Pancasila (GSP) Guruh Soekarnoputra menyatakan, kita masih diobrak-abrik dan ditindas oleh para penjajah. Bedanya, masa pra kemerdekaan, penjajahnya Belanda dan Jepang, sedangkan penjajah saat ini adalah parakoruptor.
“Sadar atau tidak, penjajah sudah berada di mana-mana. Antek-anteknya (koruptor) telah mengobrak-abrik negara kita, dan menindas warga miskin. Penjajah saat ini ibarat ular ganti kulit,” kata Guruh di Desa Sijawi-jawi, Kec. Seikepayang, Kab. Asahan, kemarin.
(beritasore.com)Guruh melanjutkan, seandainya para penjajah itu diberantas dari bumi Pertiwi ini, maka rakyat bakal makmur. “Mari kita berantas korupsi dan para koruptor,karena mereka menindas rakyat Indonesia,” tegas Guruh.
Putra mantan Presiden Soekarno itu datang ke Seikepayang untuk silaturahmi Ormas Gerakan Spirit Pancasila. Hadir di sana,Ketua DPD GSP Tingkat I Jefri Saragih dan Hermansyah Siregar.
Selain silaturahmi, Guruh juga menyalurkan bantuan kepada ratusan keluarga miskin di Sei-kepayang. Dan, usai memberikan bantuan, Guruh turut larut menari bersama warga dan Ketua DPD GSP Jefri Saragih
.“Ormas GSP ini bukan untuk kepentingan orang yang mencari popularitas atau jabatan, me-ainkan untuk sama berdiri, berdikari dan independen demi majunya Indonesia.
Wadah ini dibentuk dari kita, oleh kita dan untuk masyarakat, supaya lebih mengenal ideologi Pancasila yang benar sebagaimana pendirinya, Soekarno dan kawan-kawan,” ujar Guruh.
Pada kesempatan itu, Guruh mengajak masyarakat bergabung, dan jika tidak mau, Guruh menyerukan untuk sama berjuang sampai cita-cita Indonesia berjaya. “Saya memang duduk di DPR-RI, tapi hati nurani saya sebenarnya menolak karena yang duduk di sana (DPR-RI) orangnya munafik, makanya kinerjanya bobrok,” ungkap Guruh.
Disebut Guruh, sekarang banyak Ormas dan Partai. Dan,orang-orang yang duduk diorganisasi itu, rata-rata punya keinginanan. “Ada yang mau jad iGubernurlah, Bupati, DPRD dan lainnya,” ujar Guruh.
Sementara Ormas GSP, menurut Guruh, tidak menyediakan tempat bagi orang-orang seperti itu, karena yang duduk di GSP merupakan orang-orang yang punya ideologi Pancasila tinggi, bukan malah memutarbalikkan Pancasila sebagai alat kepentingan dengan tujuan menguras rakyat.
“Sejak berakhirnya Orde Baru, hampir seluruhnya melenceng dan rakyat yang menderita,” tukas Guruh. Ketua DPD GSP Tingkat I Jefri Saragih mengatakan, GSP dimulai dari Pancasila, karena ini solusi demokrasi dan cita cita pendirinya, Bung Karno. Jika seluruh masyarakat memakai Pancasila yang benar, maka menurut Jefri, semuanya bertemu menjadi satu ikatan kuat tanpa ada sentuhan dari luar.
“Semuanya demi tatanan negara,” jelas Jefri. Menurutnya, Ormas GSP tidak memandang warna kulit, gender dan suku. Ormas ini mendukung kerakyatan dan mendengungkan nilai-nilai Pancasila sehingga masyarakat benar-benar mendapat pemerataan.
“Sadar atau tidak, penjajah sudah berada di mana-mana. Antek-anteknya (koruptor) telah mengobrak-abrik negara kita, dan menindas warga miskin. Penjajah saat ini ibarat ular ganti kulit,” kata Guruh di Desa Sijawi-jawi, Kec. Seikepayang, Kab. Asahan, kemarin.
(beritasore.com)Guruh melanjutkan, seandainya para penjajah itu diberantas dari bumi Pertiwi ini, maka rakyat bakal makmur. “Mari kita berantas korupsi dan para koruptor,karena mereka menindas rakyat Indonesia,” tegas Guruh.
Putra mantan Presiden Soekarno itu datang ke Seikepayang untuk silaturahmi Ormas Gerakan Spirit Pancasila. Hadir di sana,Ketua DPD GSP Tingkat I Jefri Saragih dan Hermansyah Siregar.
Selain silaturahmi, Guruh juga menyalurkan bantuan kepada ratusan keluarga miskin di Sei-kepayang. Dan, usai memberikan bantuan, Guruh turut larut menari bersama warga dan Ketua DPD GSP Jefri Saragih
.“Ormas GSP ini bukan untuk kepentingan orang yang mencari popularitas atau jabatan, me-ainkan untuk sama berdiri, berdikari dan independen demi majunya Indonesia.
Wadah ini dibentuk dari kita, oleh kita dan untuk masyarakat, supaya lebih mengenal ideologi Pancasila yang benar sebagaimana pendirinya, Soekarno dan kawan-kawan,” ujar Guruh.
Pada kesempatan itu, Guruh mengajak masyarakat bergabung, dan jika tidak mau, Guruh menyerukan untuk sama berjuang sampai cita-cita Indonesia berjaya. “Saya memang duduk di DPR-RI, tapi hati nurani saya sebenarnya menolak karena yang duduk di sana (DPR-RI) orangnya munafik, makanya kinerjanya bobrok,” ungkap Guruh.
Disebut Guruh, sekarang banyak Ormas dan Partai. Dan,orang-orang yang duduk diorganisasi itu, rata-rata punya keinginanan. “Ada yang mau jad iGubernurlah, Bupati, DPRD dan lainnya,” ujar Guruh.
Sementara Ormas GSP, menurut Guruh, tidak menyediakan tempat bagi orang-orang seperti itu, karena yang duduk di GSP merupakan orang-orang yang punya ideologi Pancasila tinggi, bukan malah memutarbalikkan Pancasila sebagai alat kepentingan dengan tujuan menguras rakyat.
“Sejak berakhirnya Orde Baru, hampir seluruhnya melenceng dan rakyat yang menderita,” tukas Guruh. Ketua DPD GSP Tingkat I Jefri Saragih mengatakan, GSP dimulai dari Pancasila, karena ini solusi demokrasi dan cita cita pendirinya, Bung Karno. Jika seluruh masyarakat memakai Pancasila yang benar, maka menurut Jefri, semuanya bertemu menjadi satu ikatan kuat tanpa ada sentuhan dari luar.
“Semuanya demi tatanan negara,” jelas Jefri. Menurutnya, Ormas GSP tidak memandang warna kulit, gender dan suku. Ormas ini mendukung kerakyatan dan mendengungkan nilai-nilai Pancasila sehingga masyarakat benar-benar mendapat pemerataan.
0 Komentar:
Post a Comment