Ditunggu-tunggu dan dinanti-nanti, akhirnya batal tampil. Itulah yang terjadi pada pertandingan segitiga yang rencanyanya akan mempertemukan Timnas Aceh melawan Timnas U-19 atau yang leih dikenal dengan Tim SAD serta tim asala malaysia.
Pasalnya, dikutip dari aceh.tribun.com, Tim SAD dan tim dari Malaysia batal memenuhi undangan melawan skuadra Aceh. Sebagai ganti lawan tanding ‘Timnas Aceh’, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh mengundang juara Kejurnas PPLP Se-Indonesia tahun ini, Diklat Salatiga, Jawa Tengah.
Demikian informasi yang disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Olahraga Dispora Aceh, Nuzuli MS kepada Serambi di Jakarta, kemarin. “Dari konfirmasi terakhir kita dengan mereka kemarin, skuadra Salatiga siap menghadapi ‘Timnas Aceh’. Mereka berjanji membawa pemain terbaiknya ke Aceh. Kemungkinan mereka datang dengan 23 pemain,” kata Nuzuli.
Demikian informasi yang disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Olahraga Dispora Aceh, Nuzuli MS kepada Serambi di Jakarta, kemarin. “Dari konfirmasi terakhir kita dengan mereka kemarin, skuadra Salatiga siap menghadapi ‘Timnas Aceh’. Mereka berjanji membawa pemain terbaiknya ke Aceh. Kemungkinan mereka datang dengan 23 pemain,” kata Nuzuli.
Sebagaimana diketahui, keinginan Muarif dkk untuk berlaga di pertandingan segitiga itu, semata-mata memberi kesempatan bagi masyarakat Aceh guna menyaksikan langsung skill anak-anak Aceh yang berguru selama tiga tahun di Paraguay. Terlebih, ke-18 pemain ini sudah merasakan atmosfer kompetisi di Liga Paraguay. Mereka tercatat main di klub Fernando De La Mora, Cerro Portane, 12 Octubre, 1 de Marzo dan Atlantida.
Duel yang paling dinantikan publik tentunya pertarungan ‘Timnas Aceh’ versus Tim SAD. Pasalnya, kedua tim seumuran itu sama-sama menuntut ilmu selama tiga tahun di Amerika Latin. Jika kubu Aceh memilih kamp di Paraguay, maka Tim SAD berguru di Uruguay. Tak pelak, batalnya tarung ‘Timnas Aceh’ kontra Tim SAD ini mengakibatkan publik Aceh gagal menyaksikan adu hebat antara kultur sepakbola Paraguay melawan Uruguay.
Duel yang paling dinantikan publik tentunya pertarungan ‘Timnas Aceh’ versus Tim SAD. Pasalnya, kedua tim seumuran itu sama-sama menuntut ilmu selama tiga tahun di Amerika Latin. Jika kubu Aceh memilih kamp di Paraguay, maka Tim SAD berguru di Uruguay. Tak pelak, batalnya tarung ‘Timnas Aceh’ kontra Tim SAD ini mengakibatkan publik Aceh gagal menyaksikan adu hebat antara kultur sepakbola Paraguay melawan Uruguay.
Setelah kecewa atas kekalahan Timnas Senior Indonesia di laga kualifikasi Piala Dunia melawan Qatar, kali ini masyarakat pecinta sepakbola di Aceh kembali dikecewakan oleh batal tampilnya tim SAD. Bagaimana permainan mereka sangat ingin disaksikan oleh Masyarakat Aceh yang selama ini selalu membicarakannya, mengelu-elukannya. Alhasil, SAD Mengecewakan kami.
0 Komentar:
Post a Comment