Katarak Senilis

Masih seputar kesehatan mata. Setelah sebelumnya dipaparkan mengenai salah satu penyebab kebutaan, Trauma Okular, Sekarang kita bahas sedikit mengenai Katarak Senilis.
Mata hanya berfungsi sebagai sarana pengirim pesan. Jaringan mata yang berkaitan dengan penglihatan adalah media penglihatan yang terdiri atas kornea, lensa, badan kaca, retina dan saraf optik.

Kornea merupakan bagian selaput mata yang tembus cahaya, lensa berfungsi memfokuskan berkas cahaya ke retina, peran badan kaca yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat, retina bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Kemampuan seseorang untuk melihat sangat tergantung dari peran media penglihatan. Tetapi, seiring dengan pertambahan usia kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan akan berkurang.

Penglihatan yang kabur atau berkabut dapat ditimbulkan oleh kelainan di media mata, termasuk  termasuk berbagai gangguan stroma, epitel, endotel kornea, kekeruhan lensa, kekeruhan kapsula posterior, kekeruhan korpus vitreosus, kelainan ukuran pupil dan edema retina.

Kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya disebut dengan ‘’katarak’’.

Katarak umumnya penyakit pada usia lanjut (senilis), akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata local menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentos

Katarak juga dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti : eserin, kortikosteroid, ergot dan antikolinesterase topical. Kelainan sistemik atau metabolic yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes mellitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Faktor resiko yang bisa menyebabkan katarak yaitu fisik, kimia, penyakit predisposisi, genetik dan gangguan perkembangan dan infeksi virus dimasa pertumbuhan janin.

Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO): 180 juta penduduk dunia yang mengalami cacat penglihatan. Sebanyak 40-45 juta di antaranya tidak dapat melihat atau buta → setiap detik tambah satu penderita kebutaan di dunia.Penyebab utama kebutaan di dunia adalah katarak (45 persen). Penyebab lain antara lain adalah glaucoma, diabetes melitus, dan trauma (37,5 %); trachoma (12,5 %); dan onchocerciasis atau river blindness (0,6 %).

Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak juvenile, katarak traumatik dan katarak senilis. Dari sebagian kasus, kasus katarak senilis paling banyak ditemukan. Ini terbukti dari penelitian Framingham Eye Study katarak senilis ditemukan pada 15,5 % dari 2477 pasien yang diteliti, angka tersebut meningkat seiring penambahan usia.

Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan. Namun pada stadium perkembangan yang paling dini dari katarak, dapat dideteksi melalui pupil yang berdilatasi maksimum dengan oftalmoskop, loupe atau slitlamp.

Pasien dengan katarak akan mengeluh penglihatan berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan, tapi sebelumnya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan turunnya tajam penglihatan.

2 Komentar:

Post a Comment